Pada musim haji 1399 H/ 1979 M, kekhusyukan dan keamanan jamaah di Masjidil Haram, Makkah terusik oleh ulah sekelompok orang bersenjata yang dikomandoi Juhaiman bin Muhammad bin Saif al-‘Utaibi. Ia mengklaim saudara iparnya sebagai Imam Mahdi, dan mencoba menduduki Masjidil Haram sebagai salah satu upaya mengkudeta Pemerintah Saudi saat itu.
Mereka mengklaim, Pemerintahaan Saudi saat itu sudah melenceng dari ajaran Islam karena telah membolehkan pengaruh barat (seperti TV, hiburan-hiburan dan film-film barat) masuk ke Saudi Arabia.
Juhaiman sendiri adalah seorang cucu dari Sultan bin Bajad al-‘Utaibi, sosok yang kerap berseberangan secara politik dengan penguasa Arab Saudi saat itu. Dia mempersiapkan penyerangan tersebut dengan sangat matang dan terorganisir, karena dengan mudahnya dia dan pasukannya menguasai Masjidil Haram, padahal Masjidil Haram dijaga ketat oleh para askar dan tentara Saudi.
Serangan ini juga diilhami oleh keberhasilan Ayatullah Khomeini menggulingkan Pemerintahan Iran yang sah di tahun 1979 (yang dipimpin oleh Shah Iran, Mohammad Reza Pahlavi) dan mengganti sistem negara menjadi sistem Islam.
Sayangnya, tanggapan dari militer Saudi Arabia pada saat itu, tidak bagus. Upaya mereka untuk merebut kembali Masjidil Haram malah banyak menimbulkan korban jamaah haji yang beribadah, padahal 1 pekan lagi jamaah haji akan wukuf di Padang Arafah.
Kronologi Penyerangan
Pada 20 November 1979 (1 Muharram 1399 H) Syekh Muhammad bin Subail sedang memimpin shalat subuh berjamaah di depan Ka’bah. Di belakangnya, terdapat Juhaiman al-‘Utaibi dan pendukungnya yang berjumlah sekira 200 orang. Mereka pura-pura ikut shalat, tetapi sesungguhnya sedang menyusup di antara jamaah Masjidil Haram.
Baru saja selesai mengimami shalat, tiba-tiba Syekh Ibnu Subail dibekap dari belakang oleh seorang pendukung Juhaiman al-‘Utaibi. Tidak cukup dengan menyandera sang imam, beberapa dari gerombolan ini merebut mikrofon Masjidil Haram. Seketika, orang-orang Juhaiman yang tadi menyamar sebagai jamaah mengeluarkan senjata api dan menembaki para penjaga yang saat itu hanya dibekali pentungan.
Keributan di sekitar Ka’bah kian menjadi-jadi. Sebab, para teroris itu menutup semua pintu sehingga banyak orang tidak bisa keluar dari Masjidil Haram. Saat itulah, teroris langsung merebut tempat-tempat strategis Masjidil Haram sehingga otomatis Masjidil Haram jatuh ke tangan mereka.
Karena kewalahan, Pemerintah Saudi meminta bantuan kepada militer Perancis untuk menaklukan teroris ini. Akhirnya setelah 2 pekan, Masjidil Haram kembali diambil, walaupun ada 250 jamaah tewas, 560 jamaah luka, 127 tentara tewas dan 451 tentara luka berat/ringan.
Berikut 2 video fottage serangan tersebut:
Sumber: diambil dari banyak artikel di internet.